Minggu, 24 Juli 2011

Lompat Jauh


A. Awalan
 
Awalan dalam lompat jauh merupakan lari dengan percepatan dari start berdiri. Tujuan awalan pada lompat jauh adalah untuk mendapatkan kecepatan yang setinggi mungkin sebelum mencapai papan tolakan.
Jarak lompatan yaitu saat tolakan, jarak saat melayang dan jarak saat mendarat.
Ancang-ancang atau awalan yang dilakukan oleh pelompat harus secepat mungkin, karena dua pertiga prestasi lompat jauh tergantung pada ancang-ancang dan sepertiga pada lompat, oleh karena itu berbagai tahap tehnik lompat jauh sangat dipengaruhi unsur kecepatan sprint dan kondisi (U. Jonath, E. Haag dan R).14
Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan pada awalan lompat jauh adalah: pelompat tidak memperhitungkan kecepatan pada saat mendekati papan tolakan, pelompat sering kali melakukan lari dengan kecepatan yang tidak teratur pada waktu mendekati papan tolakan.
 
Untuk mengatasi itu semua, maka harus melakukan latihan lari cepat dengan kecepatan maksimum dan melakukan latihan mengalihkan langkah pada tumpuan tampa menurunkan kecepatan.
cara mengambil awalan bermacam-macam diantaranya :
i. Mencoba beberapa kali melakukan awalan, sehingga tepat, kemudian baru diukur.
ii. Beberapa kali lari dengan balok tolakan ke tempat dimana akan memulai awalan.
iii. Gabungan dari kedua cara tersebut.15
Jarak untuk melakukan awalan tidak dapat ditentukan, hal ini ditentukan oleh masing-masing atlet sesuai dengan kondisinya. Sedangkan jarak untuk awalan sekitar 30 meter sampai 40 meter.
 
 
B. Tolakan
 
Dalam melakukan tolakan, pelompat menapakkan kaki tolakan yang hampir lencang dengan tumitnya. Pada saat itu badan agak condong ke belakang. Telapak kaki untuk menolak bergulir ke depan melalui seluruh telapaknya. Kaki (tungkai) tolak sedikit dibengkokkan (sampai ± 150º) dan disusul oleh kaki ayun dan pada waktu itu lengan membuat gerakan yang berlawanan dengan gerakan kakinya. Dalam tahapan ini sangatlah penting bahwa badan bagian atas dijaga tegak mengarah ke depan.
 
Tolakan dimulai dengan melencangkan lutut (meluruskan tungkai) dan pergelangan kaki tolakan. Paha kaki ayun sekarang hampir horizontal dan bagian bawahnya bergabung lurus ke bawah. Badan tetap tegak, lengan menunjang gerak pada saat tolakan (tinggi ke depan, kemudian turun ke belakang) (Jonath).16
Dalam melakukan gerakan tersebut, pelompat harus mengarahkan tolakan, untuk mengadakan tolakan ke atas dengan sudut 45º.17 karena secara teori bahwa dengan sudut 45º tersebut akan didapat jarak lompatan yang paling jauh. Pada sudut 45º ini akan didapat komponen vertikal sama dengan komponen horizontal dan akan dihasilkan waktu maksimal di udara serta kecepatan horizontal akan lebih jauh.
 
 
C. Saat Melayang di Udara
 
Bahwa untuk membantu tolakan ke atas lengan harus diayunkan ke atas dan kaki yang melangkah diayun setinggi mungkin.18 Dimana kaki tumpu harus ditekuk. Sesudah kaki tumpu meninggalkan balok tolakan, lutut ditekuk sehingga dapat dibawa ke depan dengan lebih cepat. Kemudian pelompat menurunkan kaki ayun, kaki ayun sampai bagian atas dan bawahnya membentuk sudut 90º. Pada waktu itu juga lepas tapak (kaki tolak) ditarik ke depan di bawah tubuh. Pada waktu yang sama lengan diangkat dan seluruh badan diluruskan dalam posisi sedikit melengkung. Ini adalah sifat khas gaya gantung, yang dibentuk untuk meredam gerak rotasi ke depan yang tidak diinginkan sebagai akibat dari tolakan dan membantu angkatan kaki yang baik untuk membentuk posisi pendaratan yang efektif.
 
 
D. Saat Mendarat
 
Pada pertengahan melayang lengan diayunkan ke belakang atas sebagai persiapan pendaratan19. Kemudian kedua lengan dan badan bagian atas diayun ke depan.
 
Sebagai aksinya adalah pengayunan lengan dan badan ke depan dan sebagai reaksinya adalah gerakan tungkai kaki ke depan.
suatu pendaratan yang baik dipersiapkan dan ditentukan dalam fase melayang sebelumnya. Keterampilan dan syarat–syarat yang diperlukan (tenaga/kekuatan otot perut), memungkinkan untuk memegang sikap tegak selama mungkin. Suatu otot perut yang kekurangan tenaga, selanjutnya mengakibatkan kaki terlalu cepat menurun dan suatu pendaratan yang terlalu dini. Jadi kekuatan otot perut sangat diperlukan untuk membawa tungkai jauh ke depan.
Pendaratan yang baik hendaknya merupakan lanjutan dari pola melayang pusat gaya berat. Tentunya harus terletak sejauh mungkin, yaitu pada jarak horizontal terbesar antara tumit dan pusat gaya berat tubuh. Jadi pada saat sebelum menyentuh pasir, kedua kaki/tungkai diluluskan/dijulur ke depan dan badan membengkuk ke depan (Jarver). 20Pada saat seperti ini tentu saja diperlukan kelentukan togok ke depan yang baik untuk melakukan pendaratan yang baik pula sehingga akan diperoleh hasil lompat yang jauh. Setelah tumit menyentuh pasir, kedua lutut segera ditekuk dan biarkan badan condong terus ke depan.

Tidak ada komentar: